3.082 Titik Panas Masih Terdeteksi di Wilayah ASEAN, Waspadai Sebaran Asap
3.082 Titik Panas Masih Terdeteksi di Wilayah ASEAN, Waspadai Sebaran Asap

Bandar Berita Harian - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut adanya kecenderungan jumlah titik panas di wilayah ASEAN menurun dibanding periode awal September 2019. Meski demikian, masyarakat diminta untuk terus mewaspadai sebaran asap akibat dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), khususnya di wilayah Sumatera dan Kalimantan.
Penurunan jumlah titik panas di wilayah ASEAN terdeteksi berdasarkan citra Satelit Terra, Aqua, Suomi-NPP, NOAA-20, dan Himawari-8 selama 3 hari terakhir (15-17) September 2019. BMKG mengidentifikasi setidaknya terdapat 3.082 titik panas dengan kategori tingkat kepercayaan tinggi di seluruh wilayah Asia Tenggara. Agen BandarQ
Jumlah titik panas ini lebih rendah dibandingkan dengan jumlah titik panas pada periode waktu 02-12 September 2019 yang mencapai 8.018 titik. Lokasi titik panas tersebut di antaranya berada di wilayah Indonesia (Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan), juga terdeteksi di Malaysia, Thailand, Filipina, Papua Nugini, Vietnam, Kamboja, dan Timor Leste.
Baca Juga - 276 Gempa Susulan Di NTB
RajabandarQ - “Di wilayah Indonesia, pada tanggal 14 September terdeteksi titik panas mencapai 5.115 titik. Jumlah titik panas mengalami penurunan sejak tanggal 15 September 2019 sampai dengan tgl 17 Sept ini, khususnya di wilayah Kalimantan,” ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono R Prabowo, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (19/9/2019).
Saat ini, kata dia, masih terdeteksi adanya sebaran asap yang memasuki wilayah Semenanjung Malaysia dari wilayah Sumatera. Selain itu pada waktu yang sama, terdeteksi pula adanya sebaran asap yang meluas hingga wilayah Serawak Malaysia dari Kalimantan Barat.
“Kondisi ini dapat terjadi karena arah angin di wilayah Riau bertiup dari arah Tenggara–Selatan ke Utara– Timur Laut, sementara arah angin di wilayah Kalimantan Barat ke arah Utara,” bebernya.
Menurut dia, kecenderungan penurunan jumlah titik panas di Indonesia dan negara ASEAN secara tidak langsung dapat menurunkan sebaran asap di wilayah Indonesia dan Malaysia. Namun masyarakat masih harus terus mewaspadai terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dikarenakan potensi hujan yang masih belum signifikan di daerah tersebut.
Saat ini, dalam mengupayakan peningkatan potensi hujan di daerah terjadinya karhutla, BMKG berkerjasama dengan TNI, BPPT dan BNPB melakukan kegiatan teknologi modifikasi cuaca yang bertujuan untuk memaksimalkan potensi hujan di wilayah karhutla yang sudah dilaksanakan beberapa tempat di Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah.
Adapun beberapa wilayah yang berpotensi hujan lebat untuk 7 hari ke depan (19 - 25 september 2019), yakni Aceh, Sumatera Utara, Pesisir Utara Kalimantan utara, dan Papua.
“BMKG terus mengimbau masyarakat yang berdomisili atau sedang berada di beberapa wilayah dekat dengan Karhutla untuk selalu mewaspadai untuk selalu berhati-hati,” tukasnya.
Sementara itu, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Humas, Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) Agus Wibowo menuturkan, pada hari Rabu (18/09/2019), operasi pemadaman karhutla dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dilakukan di Riau dan Kalimantan Tengah. Agen Domino
Tidak ada komentar